MAKALAH PSIKOLOGI & TEKNOLOGI INTERNET
ANAK TUNA GRAHITA
Disusun oleh :
1. Andita Guska Setia Reni ( 16509082)
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Y.M.E karena atas ijin dan anugerahnya saya dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Anak Tunagrahita. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Dalam makalah kami ini kami mengulas tentang anak penyandang cacat , khususnya tunagrahita.
Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca untuk dapat mengetahui lebih tentang penderita tunagrahita. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Pengertian tunagrahita
Ciri-ciri anak penderita tunagrahita
Faktor-faktor penyebab tunagrahita
Klasifikasi tunagrahita
Pengobatan dan Terapi untuk penderita tunagrahita
Kesimpulan
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Pendidikan ialah salah satu hal penting bagi manusia. Bentuk pendidikan bisa secara akademik atau non akademik. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia tercinta ini. Mulai dari Program Wajar (wajib belajar) Sembilan Tahun sampai Wajar Dua Belas Tahun. Pembagian beasiswa dalam dan luar negeri pun termasuk dalam salah satu program pemerintah.
Adanya UU tentang pendidikan memberikan garis tebal bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara merata dan tanpa pengecualian. Sekolah negeri, sekolah swasta, bahkan sekolah luar biasa (SLB) menjadi tempat formal untuk mendapatkan pendidikan. Berbicara tentang SLB, tidak akan lepas dari keberadaan anak luar biasa (ABK). ABK ialah anak yang memiliki grafik perkembangan yang berbeda dari anak normal. Grafik tersebut bisa naik dan turun. Ada beberapa kategori ABK diantaranya Tunagrahita, Tunawicara, Tunarungu, Tunalaras, Tunanetra, Tunadaksa, Anak berkesulitan belajar, dan anak yang terlampau pintar.
Dan berikut kami akan membahas lebih lanjut tentang Tuna Grahita .
PENGERTIAN TUNA GRAHITA
Tunagrahita berasal dari dua kata , Tuna berarti merugi dan Grahita berarti mental. Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation) yang berarti terbelakang mental.
Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:
1. Lemah fikiran ( feeble-minded);
2. Terbelakang mental (Mentally Retarded);
3. Bodoh atau dungu (Idiot);
4. Pandir (Imbecile);
5. Tolol (moron);
6. Oligofrenia (Oligophrenia);
7. Mampu Didik (Educable);
8. Mampu Latih (Trainable);
9. Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat;
10. Mental Subnormal;
11. Defisit Mental;
12. Defisit Kognitif;
13. Cacat Mental;
14. Defisiensi Mental;
15. Gangguan Intelektual
American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20), mendefinisian Tunagrahita sebagai kelainan: yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes, yang muncul sebelum usia 16 tahun, yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.
Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku. Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.
CIRI-CIRI ANAK PENDERITA TUNA GRAHITA
Anak-anak Tunagrahita memliki cirri-ciri yang beda dengan orang normal dan secara jasmaniah seperti berikut :
1. Sindroma Down/Mongoloid
2. Hydrocephalus yaitu ukuran kepala besar dan berisi cairan
3. Microcephalus yaitu ukuran kepala terlalu kecil dan Makrocephalus yaitu ukuran kepala terlalu besar.
Anak-anak penderita Tunagrahita dapat dikenali sejak dini , bila anak-anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang abru
2. Kesulitan dalam mengeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
3. kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak tugarahita berat.
4. Cacat fisik dan perkembangan gerak.
5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri..
6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim.
7. Tingkah laku kurang wajar dan terus menerus.
FAKTOR PENYEBAB TUNAGRAHITA
Tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa factor :
1. Generik.
Kerusakan/kelainan Biokimiawi, Abnormalitas Kromosomal.
2. Sebelum Lahir ( pre – natal )
a. Infeksi Rubella (cacar)
b. Faktor Rehesusu (Rh)
3. Saat Kelahiran ( post – natal ) yang disebabakan oleh kejadian yang terjadi saat kelahiran
4. Setelah kelahiran ( pasca – natal ) Akibat infeksi misalnya : Mengintis (peradangan pada selaput otak) dan problema nutrisi, karena kekurangan gizi atau porotein.
5. Faktor Sosio – kultural atau sosial budaya lingkungan.
6. Gangguan Metabolisme/Nutrisi
a. Phenylketonuria
b. Gargoylisme
c. Cretinisme
Dan secara umum Penyebab Tunagrahita adalah , sebagai berikut :
1. Infeksi dan/atau intoxikasi
2. Rudapaksa dan/atau sebab fisik lain
3. Gangguan metabolisme, pertumbuhan gizi atau nutrisi
4. Penyakit otak yang nyuata (kondisi setelah lahir/post natal)
5. Akibat penyakit atau pengaruh sebelujm lahir (pre-natal) yang tidak diketahui.
6. Akibat kelainan kromosommal.
7. Gangguan saat kehamilan (gestational disorders)
8. Gangguan pasca psikiatrik/gangguan jiwa berat (post –psychiatrik disorsers)
9. Pengaruh lingkungan
10. Kondisi-kondisi lain yang tak tergolongkan.
PENGOLONGAN TUNA GRAHITA
Banyak yang berasumsi bahwa anak tunagrahita sama dengan anak idiot. Asumsi tersebut kurang tepat karena sesungguhnya anak tunagrahita terdiri atas beberapa klasifikasi. Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk anak yang memiliki perkembangan intelegensi yang terlambat. Setiap klasifikasi dapat diukur dengan tingkat IQ , secara medis-biologis , dan secara keperluan untuk pembelajaran. Berikut penjelasannya :
A. Pengukuran dengan tingkat IQ / MEDIS-BIOLOGIS
Berdasarkan pengukuran dengan tingkat IQ tunagrahita dapat terbagi menjadi tiga kelas yakni tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat.
1. Tunagrahita Ringan
Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididikdan dilatih. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.
2. Tunagrahita Sedang
Berdasarkan taraf intelegensinya, tunagrahita digolongkan dalam tungrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat. Pembahasan kali ini mengenai tunagrahita sedang.
Istilah lain untuk anak tunagrahita sedang ialah imbesil. Kisaran IQ antara 51-36 pada Skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler (WISC).
Mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya seperti menghindari kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan lain-lain. Merupakan kemampuan yang dimiliki anak tunagrahita sedang.
Namun, dalam kehidupan sehari-hari masih membutuhkan perawatan yang terus menerus. Hal ini dilakukan supaya mereka dapat bekerja di tempat kerja terlindung.
Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti menulis, membaca, serta berhitung. Namun, mereka dapat menulis hal-hal yang paling sederhana yakni nama mereka. Selain itu, tindakan sosial yang dapat mereka tunjukkan ialah memberitahu dimana rumah mereka.
Dengan kata lain, anak tunagrahita sedang lebih ditekankan pada kemampuan yang berasal dari dirinya sendiri. Yakni, berupa latihan tentang keterampilan yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari.
Tidak menekankan pada pendidikan akademik, tetapi pada pendidikan sosial seperti mengurus diri sendiri, mandi, berpakaian, makan, minum, hingga mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang sederhana (menyapu).
3. Tunagrahita Berat
Kelas yang paling berat inilah yang disebut idiot. Kelompok tunagrahita berat ini masih dikelompokkan dalam tunagrahita berat dan sangat berat. Bergantunpada skala intelegensi masing-masing.
Perawatan total menjadi kebutuhan utama untuk anak idiot. Seperti peraawatan diri. makan, mandi, bahkan dari ancaman bahaya. Hal ini berlaku seumur hidup. Mengenai psikologhi anak idiot, pada dasarnya mereka ikut melemah. Mereka tidak dapat menunjukkan dorongan emosi terhadap lingkungan sekitar. Hal inilah yang menyebabkan anak idiot tidak dapat menunjukkan rasa lapar atau haus serta dorongan untuk menghindari bahaya.
Perasaan senang, sedih, dan marah hampir tidak dapat diungkapkan dengan tanda-tanda yang spesifik. Mungkin, hanya orang-orang yang selalu menemani kesehariannya saja yang mampu mendeskripsikan emosi dan mengerti perlembangan psikologi si anak.
Disimpulkan :
1. Tunagrahita tarat perbatasan (lQ:68 85).
2. Tunagrahita ringan (lQ:36-51).
3. Tunagrahita sedang (lQ:36-51)
4. Tunagrahita sangat berat (lQ:kurang dari 20 ):dan
5. Tunagrahita tak tergolongkan.
B. Penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran
Sedangkan Penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran sebagai berikut:
Penggolong tunagrahita untuk keperluan pembajaran sebagai berikut:
1. taraf perbatas (borderline) dalam pendidikan disebut sebagai lamban Berajar (slow learner) dengan lQ 70-85.
2. tunagrahita mampu didik (educabie mentally retarded ) dengan iQ 50-75 atau 75.
3. tunagrahita mampu latih (trainabie mentally retarded ) lQ 30 50 atau iQ 35-55.
4. 4.tunagrahita butuh rawat (dependent or protoundly mentally retarded )
Dengan lQ dibawah25 atau 30
1. EDUCABLE
Anak pada kelompok ini masih mempunyi kemampuan Dalam akademik setara dengan anak regular pada kelas 5 Sekolah dasar.
2. TRAINABLE
Mempunyi kemampuan dalam mengurus diri sendiri . pertahanan diri,dan penyesuaian sosial sangat terbatas kemampuannya untuk mendapat pendidikan secara akademik.
3. lCustodia
Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan Khusus. Dapat melatih anak tentang dasar –dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif.
PENGOBATAN DAN TERAPI UNTUK PENDERITA TUNA GRAHITA
Beberapa referensi memberikan penjelasan bahwa tidak ada obat khusus yang mampu memberikan kesembuhan 100% karena cacat mental yang diderita ialah cacat bawaan. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memberikan peningkatan terhadap kemampuan anak tunagrahita. Baik secara fisik dan mental.
Secara mental :
Pengertian terapi permainan ialah suatu pendekatan sistematis yang menggabungkan dunia anak (bermain) dengan perasaan. Sehingga mewujudkan ekspresi tertentudan hasil tertentu.
Kendala umum pada anak Tunagrahita ialah keterbatasan dalam berpikir, keterampilan, adaptasi sosial, komunikasi, dan merawat diri sendiri. Terapi permainan untuk Tunagrahita ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir, adaptasi sosial, berkomunkasi, sosial-emosional, motorik kasar dan halus, sensorik motorik, mengenangkan percaya diri, kemandirian mengurus diri sendiri, mengembangkan perasaan seni, memperbaiki penyimpangan perilaku, meningkatkan dan mengembangkan pengindraan.
Permainan yang diberikan dapat menggunakan alat bantu sederhana dan orang-orang yang ada disekitar (angota keluarga dan tetangga). Peraturan yang singkat akan mempermudah anak Tunagrahita dalam merealisasikan permainan tersebut.
Ketika si anak bermain, kita akan mengetahui bagaimana ekspresi yang ditunjukkan. Jika si anak antusias dan mau mengulang permainan dapat dipastikan si anak nyaman dan cocok dengan permainannya.
Namun, ketika dari awal kita menyodorkan sebuah permainan dan si anak tidak merespon. Sebaiknya beralih pada permainan yang lebih menyenangkan. Permainan untuk Tunagrahita dapat diadaptasi dari beragam permainan anak-anak pada umumnya. Begitu pula dengan alat-alat yang digunakan. Bergantung pada kreativitas kita sebagai pendamping mereka.
Secara fisik:
Dapat dilakukan dengan berbagai macam terapi antara lain : Biasanya dengan terapi permainan khusus yang sebetulnya ringan. Dengan permainan yang diciptakan akan memberikan peningkatan, khususnya pada gerak tubuh . Permainan untuk meningkatkan gerak fisik ini sebaiknya dipilih jenis permainan yang aktif. Usahakan dilakukan di luar ruangan, jika dakukan di dalam ruangan pilih ruangan yang bersifat lapang (tidak banyak perabotan).
Contoh permainannya, menirukan gerak binatang, adu punggung dengan balon, bola gelinding, gerak-gerak lucu, menari dan sebagainya. Peralatan yang diperlukan dapat disesuaikan. Ada baiknya, kita menyediakan hadiah untuk setiap keberhasilan si anak menyelesaikan permainan tersebut.
Ada beberapa contoh permainan yang bisa dilakukan salah satunya adalah outbond yang dapat melatih kepekaan anak tunagarahita pada lingkungan. Kompetisi pada permainan akan menjadi hal yang biasa jika sering dilakukan. Selanjutnya akan berpengaruh pada kemajuan mental.
Jika, anak tunagrahita memahami bahwa dalam permainan tersebut ada kompetisi maka dalam hati dan pikiran akan tertanam rasa “saya harus menang” dengan demikian akan ada usaha yang maksimal dari si anak untuk menjadi juara dan mendapatkan penghargaan yang luar biasa.
Selalu berikan pujian untuk setiap keberhasilan yang diciptakan. Serta berikan semangat jika si anak masih belum bisa meyelesaikan permainannya dengan sempurna.
Simpulannya, terapi yang dibutuhkan untuk anak-anak tunagrahita ialah
• latihan (tentang kegiatan apapun).
• penghargaan akan hasil kerja sekecil apapun.
• perhatian dan dukungan dalam kegiatan apapun dan dimanapun.
• selalu menberikan makanan bernutrisi supaya kesehatannya tetap terjaga.
KESIMPULAN
Anak tunagrahita memiliki fungsi intelektual tidak statis. Kelompok tertentu, termasuk beberapa dari down syndrom, memiliki kelainan fisik dibanding teman-temannya, tetapi mayoritas dari anak tunagrahita terutama yang tergolong ringan, terlihat sama seperti yang lainnya. Dari kebanyakan kasus banyak anak tunagrahita terdeteksi setelah masuk sekolah. Tes IQ mungkin bisa dijadikan indikator dari kemampuan mental seseorang. Kemampuan adaptif seseorang tidak selamanya tercermin pada hasil tes IQ. Latihan, pengalaman, motivasi, dan lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya pada kemampuan adaptif seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia bahasa Indonesia
Yahoo answer
Lala.com
Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Rafika Aditama.
Prestasikita, Tanggerang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar