Senin, 22 November 2010

MAKALAH PSIKOLOGI & TEKNOLOGI INTERNET

MAKALAH PSIKOLOGI & TEKNOLOGI INTERNET

ANAK TUNA GRAHITA
Disusun oleh :
1. Andita Guska Setia Reni ( 16509082)

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Y.M.E karena atas ijin dan anugerahnya saya dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Anak Tunagrahita. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Dalam makalah kami ini kami mengulas tentang anak penyandang cacat , khususnya tunagrahita.
Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca untuk dapat mengetahui lebih tentang penderita tunagrahita. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.


Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Pengertian tunagrahita
Ciri-ciri anak penderita tunagrahita
Faktor-faktor penyebab tunagrahita
Klasifikasi tunagrahita
Pengobatan dan Terapi untuk penderita tunagrahita
Kesimpulan
Daftar Pustaka

PENDAHULUAN

Pendidikan ialah salah satu hal penting bagi manusia. Bentuk pendidikan bisa secara akademik atau non akademik. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia tercinta ini. Mulai dari Program Wajar (wajib belajar) Sembilan Tahun sampai Wajar Dua Belas Tahun. Pembagian beasiswa dalam dan luar negeri pun termasuk dalam salah satu program pemerintah.
Adanya UU tentang pendidikan memberikan garis tebal bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara merata dan tanpa pengecualian. Sekolah negeri, sekolah swasta, bahkan sekolah luar biasa (SLB) menjadi tempat formal untuk mendapatkan pendidikan. Berbicara tentang SLB, tidak akan lepas dari keberadaan anak luar biasa (ABK). ABK ialah anak yang memiliki grafik perkembangan yang berbeda dari anak normal. Grafik tersebut bisa naik dan turun. Ada beberapa kategori ABK diantaranya Tunagrahita, Tunawicara, Tunarungu, Tunalaras, Tunanetra, Tunadaksa, Anak berkesulitan belajar, dan anak yang terlampau pintar.
Dan berikut kami akan membahas lebih lanjut tentang Tuna Grahita .

PENGERTIAN TUNA GRAHITA


Tunagrahita berasal dari dua kata , Tuna berarti merugi dan Grahita berarti mental. Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation) yang berarti terbelakang mental.

Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:
1. Lemah fikiran ( feeble-minded);
2. Terbelakang mental (Mentally Retarded);
3. Bodoh atau dungu (Idiot);
4. Pandir (Imbecile);
5. Tolol (moron);
6. Oligofrenia (Oligophrenia);
7. Mampu Didik (Educable);
8. Mampu Latih (Trainable);
9. Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat;
10. Mental Subnormal;
11. Defisit Mental;
12. Defisit Kognitif;
13. Cacat Mental;
14. Defisiensi Mental;
15. Gangguan Intelektual

American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20), mendefinisian Tunagrahita sebagai kelainan: yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes, yang muncul sebelum usia 16 tahun, yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.
Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku. Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.
CIRI-CIRI ANAK PENDERITA TUNA GRAHITA

Anak-anak Tunagrahita memliki cirri-ciri yang beda dengan orang normal dan secara jasmaniah seperti berikut :
1. Sindroma Down/Mongoloid
2. Hydrocephalus yaitu ukuran kepala besar dan berisi cairan
3. Microcephalus yaitu ukuran kepala terlalu kecil dan Makrocephalus yaitu ukuran kepala terlalu besar. 
Anak-anak penderita Tunagrahita dapat dikenali sejak dini , bila anak-anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang abru
2. Kesulitan dalam mengeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.
3. kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak tugarahita berat.
4. Cacat fisik dan perkembangan gerak.
5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri..
6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim.
7. Tingkah laku kurang wajar dan terus menerus.

FAKTOR PENYEBAB TUNAGRAHITA
Tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa factor :
1. Generik.
Kerusakan/kelainan Biokimiawi, Abnormalitas Kromosomal.
2. Sebelum Lahir ( pre – natal )
a. Infeksi Rubella (cacar)
b. Faktor Rehesusu (Rh)
3. Saat Kelahiran ( post – natal ) yang disebabakan oleh kejadian yang terjadi saat kelahiran
4. Setelah kelahiran ( pasca – natal ) Akibat infeksi misalnya : Mengintis (peradangan pada selaput otak) dan problema nutrisi, karena kekurangan gizi atau porotein.
5. Faktor Sosio – kultural atau sosial budaya lingkungan.
6. Gangguan Metabolisme/Nutrisi
a. Phenylketonuria
b. Gargoylisme
c. Cretinisme

Dan secara umum Penyebab Tunagrahita adalah , sebagai berikut :
1. Infeksi dan/atau intoxikasi
2. Rudapaksa dan/atau sebab fisik lain
3. Gangguan metabolisme, pertumbuhan gizi atau nutrisi
4. Penyakit otak yang nyuata (kondisi setelah lahir/post natal)
5. Akibat penyakit atau pengaruh sebelujm lahir (pre-natal) yang tidak diketahui.
6. Akibat kelainan kromosommal.
7. Gangguan saat kehamilan (gestational disorders)
8. Gangguan pasca psikiatrik/gangguan jiwa berat (post –psychiatrik disorsers)
9. Pengaruh lingkungan
10. Kondisi-kondisi lain yang tak tergolongkan.


PENGOLONGAN TUNA GRAHITA

Banyak yang berasumsi bahwa anak tunagrahita sama dengan anak idiot. Asumsi tersebut kurang tepat karena sesungguhnya anak tunagrahita terdiri atas beberapa klasifikasi. Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk anak yang memiliki perkembangan intelegensi yang terlambat. Setiap klasifikasi dapat diukur dengan tingkat IQ , secara medis-biologis , dan secara keperluan untuk pembelajaran. Berikut penjelasannya :
A. Pengukuran dengan tingkat IQ / MEDIS-BIOLOGIS
Berdasarkan pengukuran dengan tingkat IQ tunagrahita dapat terbagi menjadi tiga kelas yakni tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat.
1. Tunagrahita Ringan
Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididikdan dilatih. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.
2. Tunagrahita Sedang
Berdasarkan taraf intelegensinya, tunagrahita digolongkan dalam tungrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat. Pembahasan kali ini mengenai tunagrahita sedang.
Istilah lain untuk anak tunagrahita sedang ialah imbesil. Kisaran IQ antara 51-36 pada Skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler (WISC).
Mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya seperti menghindari kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan lain-lain. Merupakan kemampuan yang dimiliki anak tunagrahita sedang.
Namun, dalam kehidupan sehari-hari masih membutuhkan perawatan yang terus menerus. Hal ini dilakukan supaya mereka dapat bekerja di tempat kerja terlindung.
Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti menulis, membaca, serta berhitung. Namun, mereka dapat menulis hal-hal yang paling sederhana yakni nama mereka. Selain itu, tindakan sosial yang dapat mereka tunjukkan ialah memberitahu dimana rumah mereka.
Dengan kata lain, anak tunagrahita sedang lebih ditekankan pada kemampuan yang berasal dari dirinya sendiri. Yakni, berupa latihan tentang keterampilan yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari.
Tidak menekankan pada pendidikan akademik, tetapi pada pendidikan sosial seperti mengurus diri sendiri, mandi, berpakaian, makan, minum, hingga mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang sederhana (menyapu).
3. Tunagrahita Berat
Kelas yang paling berat inilah yang disebut idiot. Kelompok tunagrahita berat ini masih dikelompokkan dalam tunagrahita berat dan sangat berat. Bergantunpada skala intelegensi masing-masing.
Perawatan total menjadi kebutuhan utama untuk anak idiot. Seperti peraawatan diri. makan, mandi, bahkan dari ancaman bahaya. Hal ini berlaku seumur hidup. Mengenai psikologhi anak idiot, pada dasarnya mereka ikut melemah. Mereka tidak dapat menunjukkan dorongan emosi terhadap lingkungan sekitar. Hal inilah yang menyebabkan anak idiot tidak dapat menunjukkan rasa lapar atau haus serta dorongan untuk menghindari bahaya.
Perasaan senang, sedih, dan marah hampir tidak dapat diungkapkan dengan tanda-tanda yang spesifik. Mungkin, hanya orang-orang yang selalu menemani kesehariannya saja yang mampu mendeskripsikan emosi dan mengerti perlembangan psikologi si anak.
Disimpulkan :
1. Tunagrahita tarat perbatasan (lQ:68 85).
2. Tunagrahita ringan (lQ:36-51).
3. Tunagrahita sedang (lQ:36-51)
4. Tunagrahita sangat berat (lQ:kurang dari 20 ):dan
5. Tunagrahita tak tergolongkan.
B. Penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran
Sedangkan Penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran sebagai berikut:
Penggolong tunagrahita untuk keperluan pembajaran sebagai berikut:
1. taraf perbatas (borderline) dalam pendidikan disebut sebagai lamban Berajar (slow learner) dengan lQ 70-85.
2. tunagrahita mampu didik (educabie mentally retarded ) dengan iQ 50-75 atau 75.
3. tunagrahita mampu latih (trainabie mentally retarded ) lQ 30 50 atau iQ 35-55.
4. 4.tunagrahita butuh rawat (dependent or protoundly mentally retarded )
Dengan lQ dibawah25 atau 30
1. EDUCABLE
Anak pada kelompok ini masih mempunyi kemampuan Dalam akademik setara dengan anak regular pada kelas 5 Sekolah dasar.
2. TRAINABLE
Mempunyi kemampuan dalam mengurus diri sendiri . pertahanan diri,dan penyesuaian sosial sangat terbatas kemampuannya untuk mendapat pendidikan secara akademik.
3. lCustodia
Dengan pemberian latihan yang terus menerus dan Khusus. Dapat melatih anak tentang dasar –dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif.

PENGOBATAN DAN TERAPI UNTUK PENDERITA TUNA GRAHITA

Beberapa referensi memberikan penjelasan bahwa tidak ada obat khusus yang mampu memberikan kesembuhan 100% karena cacat mental yang diderita ialah cacat bawaan. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memberikan peningkatan terhadap kemampuan anak tunagrahita. Baik secara fisik dan mental.
Secara mental :
Pengertian terapi permainan ialah suatu pendekatan sistematis yang menggabungkan dunia anak (bermain) dengan perasaan. Sehingga mewujudkan ekspresi tertentudan hasil tertentu.
Kendala umum pada anak Tunagrahita ialah keterbatasan dalam berpikir, keterampilan, adaptasi sosial, komunikasi, dan merawat diri sendiri. Terapi permainan untuk Tunagrahita ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir, adaptasi sosial, berkomunkasi, sosial-emosional, motorik kasar dan halus, sensorik motorik, mengenangkan percaya diri, kemandirian mengurus diri sendiri, mengembangkan perasaan seni, memperbaiki penyimpangan perilaku, meningkatkan dan mengembangkan pengindraan.
Permainan yang diberikan dapat menggunakan alat bantu sederhana dan orang-orang yang ada disekitar (angota keluarga dan tetangga). Peraturan yang singkat akan mempermudah anak Tunagrahita dalam merealisasikan permainan tersebut.
Ketika si anak bermain, kita akan mengetahui bagaimana ekspresi yang ditunjukkan. Jika si anak antusias dan mau mengulang permainan dapat dipastikan si anak nyaman dan cocok dengan permainannya.
Namun, ketika dari awal kita menyodorkan sebuah permainan dan si anak tidak merespon. Sebaiknya beralih pada permainan yang lebih menyenangkan. Permainan untuk Tunagrahita dapat diadaptasi dari beragam permainan anak-anak pada umumnya. Begitu pula dengan alat-alat yang digunakan. Bergantung pada kreativitas kita sebagai pendamping mereka.
Secara fisik:
Dapat dilakukan dengan berbagai macam terapi antara lain : Biasanya dengan terapi permainan khusus yang sebetulnya ringan. Dengan permainan yang diciptakan akan memberikan peningkatan, khususnya pada gerak tubuh . Permainan untuk meningkatkan gerak fisik ini sebaiknya dipilih jenis permainan yang aktif. Usahakan dilakukan di luar ruangan, jika dakukan di dalam ruangan pilih ruangan yang bersifat lapang (tidak banyak perabotan).
Contoh permainannya, menirukan gerak binatang, adu punggung dengan balon, bola gelinding, gerak-gerak lucu, menari dan sebagainya. Peralatan yang diperlukan dapat disesuaikan. Ada baiknya, kita menyediakan hadiah untuk setiap keberhasilan si anak menyelesaikan permainan tersebut.
Ada beberapa contoh permainan yang bisa dilakukan salah satunya adalah outbond yang dapat melatih kepekaan anak tunagarahita pada lingkungan. Kompetisi pada permainan akan menjadi hal yang biasa jika sering dilakukan. Selanjutnya akan berpengaruh pada kemajuan mental.
Jika, anak tunagrahita memahami bahwa dalam permainan tersebut ada kompetisi maka dalam hati dan pikiran akan tertanam rasa “saya harus menang” dengan demikian akan ada usaha yang maksimal dari si anak untuk menjadi juara dan mendapatkan penghargaan yang luar biasa.
Selalu berikan pujian untuk setiap keberhasilan yang diciptakan. Serta berikan semangat jika si anak masih belum bisa meyelesaikan permainannya dengan sempurna.
Simpulannya, terapi yang dibutuhkan untuk anak-anak tunagrahita ialah
• latihan (tentang kegiatan apapun).
• penghargaan akan hasil kerja sekecil apapun.
• perhatian dan dukungan dalam kegiatan apapun dan dimanapun.
• selalu menberikan makanan bernutrisi supaya kesehatannya tetap terjaga.

KESIMPULAN

Anak tunagrahita memiliki fungsi intelektual tidak statis. Kelompok tertentu, termasuk beberapa dari down syndrom, memiliki kelainan fisik dibanding teman-temannya, tetapi mayoritas dari anak tunagrahita terutama yang tergolong ringan, terlihat sama seperti yang lainnya. Dari kebanyakan kasus banyak anak tunagrahita terdeteksi setelah masuk sekolah. Tes IQ mungkin bisa dijadikan indikator dari kemampuan mental seseorang. Kemampuan adaptif seseorang tidak selamanya tercermin pada hasil tes IQ. Latihan, pengalaman, motivasi, dan lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya pada kemampuan adaptif seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia bahasa Indonesia
Yahoo answer
Lala.com
Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Rafika Aditama.
Prestasikita, Tanggerang

Minggu, 21 November 2010

makalah Entrepreneurship

http://www.api.pasca.ugm.ac.id/en/data/Membangun_Kewirausahaan_Sosial.pdf

artikel Entrepreneurship

Entrepreneurship 2.0 : Peluang Wirausaha di Era Informasi… PDF Print E-mail
Oleh Muhaimin Iqbal   
Rabu, 30 December 2009 07:23
Entrepreneurship 2.0
Tulisan kali ini saya ambilkan dari isi salah satu bab di buku  Six Pixels of Separation karya Mitch Joel – President of Twist Image (Business Pluss, New York – 2009). Buku yang membahas bisnis berbasis teknologi informasi ini secara umum sangat menarik, tetapi yang satu bab tentang Entrepreneurship 2.0 mudah untuk di cerna dan diterapkan oleh siapapun – tanpa harus berlatar belakang IT.

Berbeda ternyata dengan anggapan masyarakat luas bahwa untuk bisa sukses berbisnis di era informasi ini haruslah sangat menguasai IT dan seluk beluknya. Mitch Joel sendiri juga orang yang gaptek – gagap teknologi; tetapi nampaknya dia sangat sukses dengan new media ini.

Begitu banyak tools yang bisa kita manfaatkan untuk mulai berbisnis dengan menggunakan technologi ini – bahkan tanpa kita harus membayar satu sen-pun. Anda bisa mempromosikan produk Anda sepuasnya melalui blogger misalnya, mengupdate ‘clientbase’ Anda di facebook, twitter dan berbagai media gratisan lainnya.

Karena saking banyaknya media yang bisa dipakai, kita malah justru sering bingung – menggunakan yang mana yang efektif untuk tujuan bisnis kita. Nah melalui Entrepreneurship 2.0 inilah Mitch Joel memformulasikan apa yang kita butuhkan dengan sederhana.

Intinya adalah apa yang dia sebut sebagai 5 C’s of Entrepreneurship 2.0 sebagai berikut ;

1) Connecting : hari gini kita tidak bisa lagi untuk tidak selalu connect dengan sumber informasi – internet, email dan sejenisnya. Begitu banyak opportunity kita hilang bila kita kehilangan connection ini.

2) Creating : setiap kita sebenarnya punya banyak kemampuan untuk meng-create sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Creation ini bisa berupa tulisan (seperti yang saya lakukan di web ini), ide, gambar, film, ataupun barang dan jasa yang kemungkinan akan dibutuhkan oleh orang lain.

3) Conversation : melalui media yang mayoritas gratisan ini – kita bisa mengkomunikasikan hasil kreasi kita di butir 2 dan memperoleh response/masukan yang juga gratis.

4) Community : dari kreasi kita yang secara kontinyu kita komunikasikan dengan audien kita tersebut – akan terbentuklah komunitas yang sudah tersaring dengan minat yang relatif sama.

5) Commercial : Setelah komunitas terbentuk, maka barulah  kita ataupun anggota komunitas kita dapat saling memberi manfaat dalam bentuk bisnis , sosial, keagamaan dlsb.

Nah mari sekarang kita lihat aplikasi dari teori 5 C’s tersebut pada contoh kasus riil yang kita lakukan di Pesantren Wirausaha. Saya ambil contoh kasus ini karena ‘produk’ yang namanya Pesantren Wirausaha ini baru dan masih di titik yang sangat awal, namun hasilnya mulai kelihatan sehingga bisa diikuti siapapun secara gratis.

Pada tanggal 27 Agustus 2009 saya menulis tentang Berwirausaha Sebagai Wasilah Untuk Mendekatkan Diri Pada Allah inilah kreasi awal tersebut yaitu ide tentang Pesantren Wirausaha; karena banyaknya response dan pertanyaan – dua hari kemudian tanggal 29 Agustus 2009 saya per jelas dengan tulisan Pesantren Wirausaha : Training, Coaching & Mentoring…

Response yang terus berdatangan membuat kita bersemangat untuk benar-benar memulai program Pesantren Wirausaha ini, tidak sampai dua bulan kemudian Pesantren Wirausaha Angkatan I-pun kick off. Saat ini program Pesantren Wirausaha ini sudah diikuti oleh lebih dari 120 orang dan insyallah akan terus bertambah.

Bisnis riil yang benar-benar kita mulai-pun lahir setelah komunitas ini terbentuk; peternakan kambing di Jonggol, Bogor adalah salah satunya.

Yang kita ingin contohkan disini adalah – di era informasi ini – betapa cepatnya kita bisa meng-create ide-ide, menyebar luaskannya, mengumpulkan response, dan mengimplementasikannya menjadi suatu ‘produk’. Dalam kasus ‘produk’ Pesantren Wirausaha – waktu yang dibutuhkan hanya 4 bulan – dari ide sampai produk benar-benar jalan.

Pendekatan yang sama bisa dilakukan juga untuk produk-produk barang dan jasa lainnya, mau coba…? Insyallah Anda juga bisa !.

Rabu, 10 November 2010

Makalah psikologi dan teknologi Internet

 
Makalah psikologi dan teknologi Internet












 




MOTIVASI


Disusun oleh :
Andita Guska Setia Reni ( 16509082)


Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Y.M.E karena atas izin dan anugerahnya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang bertemakan motivasi.Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Dalam makalah kami ini saya mengulas  tentang berbagai motivasi.
Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca Akhir kata kami ucapkan terimakasih.



Penyusun

Motivasi

Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat.
Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.
Tidak bisa dipungkiri, setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi (niat). Lalu, seperti apa pengertian motivasi yang sebenarnya?
Untuk lebih memperjelas pembahasan tentang motivasi, berikut pengertian motivasi menurut beberapa para ahli manajemen sumber daya manusia,  diantaranya yaitu:
  • Pengertian motivasi menurut Wexley & Yukl adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
  • Sedangkan menurut Mitchell motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu.
  • Gray lebih suka menyebut pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
  • Morgan mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut.
  • McDonald memilih pengertian motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
  • Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes, menerangkan bahwa pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan.
  • T. Hani Handoko mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
  • A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja.
  • H. Hadari Nawawi mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.
  • Lain lagi dengan Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
  • Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari pengertian-pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Hierarki Teori Kebutuhan Maslow
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).[
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. [3] Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. . Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
Teori motivasi kontemporer

Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan


Teori kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
    • kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
    • kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
    • kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
Teori evaluasi kognitif
Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan.Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
Teori penentuan tujuan
Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.

Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.

Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.

Teori harapan
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.

Area motivasi manusia
Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian.Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal.


Hubungan Motivasi Dengan Emosi
Kemampuan seorang pemimpin untuk memotivasi anggota timnya sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosinya (EQ-nya). Paling tidak (sebagaimana pernah kita bahas dalam edisi Mandiri 13 tentang Manajemen Emosi) ada enam keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, sebelum dia dapat memimpin orang lain, yaitu:


Memotivasi Orang lain
Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan handal.

Jenis Motivasi
Jadi memotivasi orang lain, bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya. Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu: pertama, motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, orang membeli polis asuransi karena takut jika terjadi apa-apa dengannya, anak-istrinya akan menderita.
Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu. Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih (love) pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya bekerja bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu (uang, harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya.
Dalam buku The One Minute Manager, kedua penulis (Kenneth Blanchard dan Spencer Johnson) merangkum topik bahasan kita mengenai motivasi ini dalam sebuah ilustrasi yang amat menarik mengenai Manajer Satu Menit. Untuk menjadi manajer yang efektif dan dapat memotivasi anak buah untuk mencapai sasaran perusahaan, maka ada tiga hal yang hatus dilakukan:
Pertama adalah membangkitkan inner motivation dari orang yang dipimpinnya dengan menetapkan berbagi misi atau sasaran yang akan dicapai. Kita sebagai pemimpin perlu berbagi dengan tim kita untuk secara bersama melihat visi secara jelas dan mengapa kita melakukannya. Motivasi yang benar akan tumbuh dengan sendirinya ketika seseorang telah dapat melihat visi yang jauh lebih besar dari sekadar pencapaian target. Sehingga setiap orang dalam organisasi kita dapat bekerja dengan lebih efektif karena didorong oleh motivasi dari dalam dirinya.
Hal kedua dan ketiga yang perlu dilakukan oleh seorang manajer efektif adalah memberikan pujian yang tulus dan teguran yang tepat. Kita dapat membuat orang lain melakukan sesuatu secara efektif dengan cara memberikan pujian, dorongan dan kata-kata atau gesture yang positif. Bahkan dalam bukunya yang melegenda, Dale Carnegie (How to Win Friends and Influence People) menempatkan ini sebagai prisip pertama dan kedua dalam menangani manusia, yaitu:
(1) jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh, dan
(2) berikan penghargaan yang jujur dan tulus. Manusia pada prinsipnya tidak senang dikritik, dicemooh atau dicerca, tetapi sangat haus akan pujian dan apresiasi. Tetapi kritik atau teguran yang tepat seringkali justru diperlukan untuk membangun tim kerja yang kokoh dan handal. Yang penting dalam menegur orang lain adalah bukan pada apa yang kita sampaikan tetapi cara menyampaikannya. Teguran yang tepat justru dapat menjadi motivasi dan menimbulakan reaksi yang positif
Penelitian yang dilakukan dalam lima puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa motivasi kerja tidak semata didasarkan pada nilai uang yang diperoleh (monetary value). Ketika kebutuhan dasar (to live) seseorang terpenuhi, maka dia akan membutuhkan hal-hal yang memuaskan jiwanya (to love) seperti kepuasan kerja, penghargaan, respek, suasana kerja , dan hal-hal yang memuaskan hasratnya untuk berkembang (to learn), yaitu kesempatan untuk belajar dan mengembangkan dirinya. Sehingga akhirnya orang bekerja atau melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya (to leave a legacy).

Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik mengacu pada motivasi yang berasal dari dalam individu bukan dari manapun atau luar imbalan eksternal, seperti uang atau nilai. otivasi berasal dari satu kenikmatan mendapatkan dari tugas itu sendiri atau dari rasa kepuasan dalam menyelesaikan atau bahkan mengerjakan tugas.

Orang yang termotivasi secara intrinsik akan bekerja pada sebuah persamaan matematika, misalnya, karena menyenangkan. Atau orang yang termotivasi secara intrinsik akan bekerja pada solusi untuk masalah karena tantangan untuk mencari solusi adalah memberikan rasa nikmat. Dalam kedua kasus cara kerja orang di tugas karena ada beberapa penghargaan yang terlibat, seperti hadiah, pembayaran, atau dalam kasus siswa, kelas.
motivasi intrinsik tidak berarti, bagaimanapun, bahwa seseorang tidak akan mencari manfaat. Ini hanya berarti bahwa penghargaan eksternal tersebut tidak cukup untuk membuat orang termotivasi. Seorang siswa secara intrinsik termotivasi, misalnya, mungkin ingin mendapatkan nilai yang baik pada sebuah tugas, tetapi jika tugas tersebut tidak bunga yang mahasiswa, kemungkinan nilai yang baik tidak cukup untuk mempertahankan motivasi siswa untuk menempatkan usaha apapun ke dalam proyek .

Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik mengacu pada motivasi yang datang dari Faktor memotivasi bersifat eksternal, atau di luar, penghargaan seperti uang atau nilai. Penghargaan ini memberikan kepuasan dan kesenangan bahwa tugas itu sendiri tidak dapat memberikan. Orang yang termotivasi ekstrinsik akan bekerja pada tugas bahkan ketika mereka memiliki sedikit minat di dalamnya karena kepuasan diantisipasi akan mereka dapatkan dari beberapa pahala. Penghargaan dapat menjadi sesuatu yang kecil sebagai wajah tersenyum untuk sesuatu yang besar seperti ketenaran atau keberuntungan. Misalnya, orang yang termotivasi ekstrinsik yang suka matematika dapat bekerja keras pada persamaan matematika karena ingin hadiah untuk menyelesaik Dalam kasus mahasiswa, penghargaan akan nilai yang baik pada tugas atau di kelas. motivasi ekstrinsik tidak berarti, bagaimanapun, bahwa seseorang tidak akan mendapatkan kesenangan dari bekerja pada atau menyelesaikan tugas. Ini hanya berarti bahwa kesenangan mereka mengantisipasi dari beberapa hadiah eksternal akan terus menjadi motivator bahkan ketika tugas yang harus dilakukan memegang bunga sed Seorang siswa termotivasi ekstrinsik, misalnya, mungkin tidak menyukai sebuah tugas, mungkin merasa bosan, atau mungkin tidak memiliki perhatian pada pelajaran, tetapi kemungkinan nilai yang baik akan cukup untuk menjaga motivasi siswa dalam rangka baginya untuk menaruh melahirkan upaya untuk melakukan dengan baik pada tugas.

Rabu, 03 November 2010

Give love and affection for children

Remaja yang peduli dan berbagi dengan anak-ana yang kurag beruntung di panti  asuhan SAYAP IBU Jakarta Selatan .