Entrepreneurship 2.0 : Peluang Wirausaha di Era Informasi… |
Oleh Muhaimin Iqbal |
Rabu, 30 December 2009 07:23 |
Tulisan kali ini saya ambilkan dari isi salah satu bab di buku Six Pixels of Separation karya Mitch Joel – President of Twist Image (Business Pluss, New York – 2009). Buku yang membahas bisnis berbasis teknologi informasi ini secara umum sangat menarik, tetapi yang satu bab tentang Entrepreneurship 2.0 mudah untuk di cerna dan diterapkan oleh siapapun – tanpa harus berlatar belakang IT. Berbeda ternyata dengan anggapan masyarakat luas bahwa untuk bisa sukses berbisnis di era informasi ini haruslah sangat menguasai IT dan seluk beluknya. Mitch Joel sendiri juga orang yang gaptek – gagap teknologi; tetapi nampaknya dia sangat sukses dengan new media ini. Begitu banyak tools yang bisa kita manfaatkan untuk mulai berbisnis dengan menggunakan technologi ini – bahkan tanpa kita harus membayar satu sen-pun. Anda bisa mempromosikan produk Anda sepuasnya melalui blogger misalnya, mengupdate ‘clientbase’ Anda di facebook, twitter dan berbagai media gratisan lainnya. Karena saking banyaknya media yang bisa dipakai, kita malah justru sering bingung – menggunakan yang mana yang efektif untuk tujuan bisnis kita. Nah melalui Entrepreneurship 2.0 inilah Mitch Joel memformulasikan apa yang kita butuhkan dengan sederhana. Intinya adalah apa yang dia sebut sebagai 5 C’s of Entrepreneurship 2.0 sebagai berikut ; 1) Connecting : hari gini kita tidak bisa lagi untuk tidak selalu connect dengan sumber informasi – internet, email dan sejenisnya. Begitu banyak opportunity kita hilang bila kita kehilangan connection ini. 2) Creating : setiap kita sebenarnya punya banyak kemampuan untuk meng-create sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Creation ini bisa berupa tulisan (seperti yang saya lakukan di web ini), ide, gambar, film, ataupun barang dan jasa yang kemungkinan akan dibutuhkan oleh orang lain. 3) Conversation : melalui media yang mayoritas gratisan ini – kita bisa mengkomunikasikan hasil kreasi kita di butir 2 dan memperoleh response/masukan yang juga gratis. 4) Community : dari kreasi kita yang secara kontinyu kita komunikasikan dengan audien kita tersebut – akan terbentuklah komunitas yang sudah tersaring dengan minat yang relatif sama. 5) Commercial : Setelah komunitas terbentuk, maka barulah kita ataupun anggota komunitas kita dapat saling memberi manfaat dalam bentuk bisnis , sosial, keagamaan dlsb. Nah mari sekarang kita lihat aplikasi dari teori 5 C’s tersebut pada contoh kasus riil yang kita lakukan di Pesantren Wirausaha. Saya ambil contoh kasus ini karena ‘produk’ yang namanya Pesantren Wirausaha ini baru dan masih di titik yang sangat awal, namun hasilnya mulai kelihatan sehingga bisa diikuti siapapun secara gratis. Pada tanggal 27 Agustus 2009 saya menulis tentang Berwirausaha Sebagai Wasilah Untuk Mendekatkan Diri Pada Allah inilah kreasi awal tersebut yaitu ide tentang Pesantren Wirausaha; karena banyaknya response dan pertanyaan – dua hari kemudian tanggal 29 Agustus 2009 saya per jelas dengan tulisan Pesantren Wirausaha : Training, Coaching & Mentoring… Response yang terus berdatangan membuat kita bersemangat untuk benar-benar memulai program Pesantren Wirausaha ini, tidak sampai dua bulan kemudian Pesantren Wirausaha Angkatan I-pun kick off. Saat ini program Pesantren Wirausaha ini sudah diikuti oleh lebih dari 120 orang dan insyallah akan terus bertambah. Bisnis riil yang benar-benar kita mulai-pun lahir setelah komunitas ini terbentuk; peternakan kambing di Jonggol, Bogor adalah salah satunya. Yang kita ingin contohkan disini adalah – di era informasi ini – betapa cepatnya kita bisa meng-create ide-ide, menyebar luaskannya, mengumpulkan response, dan mengimplementasikannya menjadi suatu ‘produk’. Dalam kasus ‘produk’ Pesantren Wirausaha – waktu yang dibutuhkan hanya 4 bulan – dari ide sampai produk benar-benar jalan. Pendekatan yang sama bisa dilakukan juga untuk produk-produk barang dan jasa lainnya, mau coba…? Insyallah Anda juga bisa !. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar