Kamis, 27 September 2012

SIP 2 (Arsitektur Komputer dan Kognisi manusia)

Arsitektur Komputer

Dalam dunia teknologi saat ini kita mengenal istilah yang disebut komputer. Komputer merupakan alat bantu yang digunakan manusia untuk mengerjakan beberapa yang dapat memudahkan manusia dalam mengerjakannya seperti perhitungan ataupun hal-hal yang lainnya. Komputer zaman dahulu mungkin hanya bisa mengerjakan hal-hal yang sederhana saja namun berjalannya waktu teknologi pun semakin maju dan pesat sehingga komputer sekarang dapat membantu manusia dalam mengerjakan hal-hal yang rumit sekalipun. Seiiring dengan berjalannya waktu komputer pun mengalami revolusi atau perubahan sesuai generasinya. Generasi-generasi komputer pun menjadi beberapa generasi. Mulai dari komputer yang hanya bisa mengerjakan hal yang sederhana hingga yang rumit. Bentuk maupun spesifikasinya pun berbeda. Oleh karena itu komputer sangatlah membantu dalam pekerjaan manusia. Generasi-generasi komputer tersebut tentunya tidak lepas dari arsitektur komputer yang makin berkembang dari tiap generasi. Arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya. Manfaat arsitektur komputer adalah penilaian kualitas arsitektur komputeryang terutama didasarkan pada daya terapnya untuk pemakai yang dimaksud, daya tempanya, dan daya kembangnya.


Struktur Kognisi Manusia

Struktur kognisi terdiri dari 2 kata, yaitu struktur dan kognisi. Menurut Piaget, struktur disebut juga scheme (skemata/Schemas). Struktur & organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework”-nya sendiri.
Koginisi sendiri adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006). Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Jadi Struktur kognitif merupakan mental framework yg dibangun seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan & menginterpretasikannya, mereorganisasikannya serta mentransformasikannya.


Bloom membagi kemampuan kognisi manusia ke dalam 6 tingkatan:

  1. Tingkat Pengetahuan (Knowledge Level). Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas (quality management), orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yg berkualitas,standar kualitas minimum untuk produk, dsb.
  2. Tingkat Pemahaman (Comprehension Level). Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami apa yg diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart, dsb.
  3. Tingkat Aplikasi (Application Level). Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram atau pareto chart.
  4. Tingkat Analisis (Analythical Level). Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan. 
  5. Tingkat Sintesa (Synthesis Level). Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk. Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb.

Hubugan Arsitektur Komputer dan Kognisi Manusia

Seperti yang telah dijelaskan diatas, Arsitektur komputer terus berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya. Manfaat dari arsitektur komputer yang terus dikembangkan oleh manusia adalah untuk mempermudah pemakai komputer agar lebih user friendly. Kognisi manusia sebagai pengembang arsitektur komputer sangat memperhatikan agar komputer dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan manusia.

Referensi :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer
2. Hafiz - http://yangmantapajadeh.blogspot.com/2010/11/arsitektur-komputer.html
3. Akmal - http://akmal-vhatal.blogspot.com/2012/01/arsitektur-komputer.html
4. http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1872020-sistem-arsitektur-komputer/
5. Fauzi - http://ozygazebo.blogspot.com/2011/10/arsitektur-komputer.html
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Kognisi
7. http://hanumwindiswatikapa04.blogspot.com/2012/04/analisa-perbedaan-struktur-kognisi_03.html
8. http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_kognitif
9. http://awidyarso65.files.wordpress.com/2008/08/taksonomi-bloom.pdf
10. Ajeng - http://trianiajeng.blogspot.com/2012/07/analisa-perbedaan-struktur-kognisi.html
11. http://sitiwulanwidyaaryani.blogspot.com/2012/04/analisa-perbedaan-struktur-kognisi_02.html
12. http://psikologikelompokpsikologisosial.blogspot.com/2012/03/analis-struktur-kognisi-manusia-dan.html
13. http://sipieter.blogspot.com/2012/05/bagaimana-sih-hubungan-struktur-kognisi.html
14. http://vitrymoedz.blogspot.com/2011/01/arsitektur-komputer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar