Kamis, 14 Oktober 2010

DISLEKSIA

Pernah dengar tentang disleksia? Yuk kita cari tahu tentang disleksia.
Kita memang sepatutnya bersyukur karena tak perlu pusing untuk membaca buku, koran dan lainnya, tapi pada penderita disleksia huruf-huruf yang mereka baca terlihat berubah-ubah susunan hurufnya, misalnya “mari barmian barsema” yang seharusnya dibaca mari bermain bersama, atau mungkin mereka kesulitan untuk mecatat nomor telepon, mereka tidak dapat membedakan antara no 3 dan 8 misalnya.

Lalu apa yang menyebabkan seseorang menderita disleksia? Salah satu penyebabnya adalah ganguan fungsi otak di belahan otak sebelah kiri atau terkadang sebelah kanan yang mengakibatkan mereka sulit untuk membedakan fonem dan grafem, menyebutkan kata-kata dengan benar, dan mengungkapkan pikiran mereka. Tapi penderita disleksia tidak mengalami gangguan sensorik seperti gangguan pendengaran, penglihatan, atau intelegensi yang rendah, mereka justru dapat menjalani aktifitas mereka seperti kebanyakan orang biasa, terkadang mereka dapat membaca satu halaman dengan lancar hanya dalam hitungan menit, tetapi selanjutnya mereka kesulitan dalam memahami, menyimpan dan mengungkapkan informasi dari bacaan tersebut. Kelebihan dari seorang penderita disleksia biasanya bisa menciptakan kata-kata baru untuk suatu kata.

Dulu orang-orang menganggap bahwa penyakit ini lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada perempuan, karena kurangnya hormon testosteron pada janin laki-laki selama dalam kandungan sehingga terjadi gangguan otak sebelah kiri yang memang diatur oleh hormon ini. Tetapi dewasa ini perbandingan antara si penderita laki-laki dan perempuan ternyata seimbang, hanya saja pada laki-laki lebih mudah diidentifikasi karena dalam perkembangannya diiringin juga dengan masalah hiperaktif, kesulitan memusatkan perhatian, dan gangguan perilaku. Disleksia biasanya sangat terlihat saat penderita masih anak-anak, anak-anak penderita disleksia harus meluangkan waktu lebih untuk pelajaran tambahan agar dapat membaca dengan baik seperti anak seusianya, karena itu masalah ini harus di tangani dengan baik agar si penderita disleksia tidak terjebak dalam frustasi yang panjang.
Remedial treatment dapat dilakukan untuk membantu para penderita disleksia ini, membantu mereka belajar membaca berulang-ulang dengan kesabaran, karena disleksia itu bukan karena kurangnya kecerdasan tapi kurangnya kemampuan untuk membaca dan memahami yang harus dilatih lebih dari kapasitas latihan orang normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar